SAHABAT SEJATI (3): CEMBURU

"Bu.. aku berangkat dulu yaa?" aku bergegas keluar rumah, pagi ini aku bangun kesiangan Saat  berada di gerbang rumah  nampak Nael disana .   Wajahnya kaku ,tidak tersenyum tapi tidak cemberut.
"Cepat.. nanti kesiangan.." ujarnya. Sumpah aku heran,kok bisa-bisanya dia jemput aku buat berangkat bersama?  
"Kenapa elu jemput gue?" tanyaku pelan
"Gak tau...sudah kebiasaan kali," katanya acuh.
Dalam perjalanan aku berfikir keras, kata-kata apa yang harus aku ucapkan?  Aku ingin bicara,tapi apa?
"Nael..."
"Az..."
Ahh,kami malah saling menyebut nama.
"Ok.. elu duluan,"kataku.
"Hm, maafin gue soal kemarin ya?" kata Nael pelan."Gue berfikiran jelek ke elu," tambahnya.
"That's fine, gue juga mau bilang kalo gue gak naksir Naya sama sekali, elu gak usah takut," ujarku. Aku cuma gak mau kamu jadian sama dia. itu sebenarnya kata hatiku.Kami berdua tersenyum, lama kelamaan tertawa...
"Eh, ngomong-ngomong elu udah belajar? Hari ini kan ada ulangan sejarah?" kata Nael.
Bukan main terkejutnya aku,"Shiit!! gue lupa Nael!!" teriakku."Aduh gimana ini, jam pertama ya?" Aku makin panik.
"Tenang.. gue udah belajar," kata Nael bangga  "Ntar gue kasih contekan dah.." Kalimat itu tidak biasa diucapkan oleh seorang Nael.
"Hah? belajar? dapat ilham dari mana elu belajar??" kataku sambil tertawa.
"Yup... mulai sekarang gue mau buktiin gue bisa pinter kayak Naya," katanya optimis.
Haaa,.... mulai lagi , Naya... Naya.. dan Naya.   Kapan kamu termotivasi karena aku ?? Begitu sempurnakah dia? kesal aku.
Ulangan Sejarah telah berlalu dengan sukses, tentunya itu berkat Nael.Ternyata perubahannya bisa menguntungkan aku juga.  Kalau begini terus , rasanya aku tidak perlu belajar lagi, toh ada Nael yang pasti sudah belajar hahaha. "Thanks ya Contekannya,"kataku.
"Ok,ini pertama kali gue kerjakan ulangan sendirian plus kasih contekan ke elu.."
Kami tertawa.
"Eh, elu sore jangan lupa ke sekolah., ini kan hari rabu,latihan Basket." Aku sekedar mengingatkan.
"Aduuh,gue lupa,padahal ada janji bakal nemenin Naya ke toko buku."
"Hmm.." Mulai lagi dah.
"Eh, gua absent dulu ya?" katanya tidak lama kemudian.
"Hah..! elu gimana sih?kita kan lagi persiapan buat pertandingan Basketbulan depan? kok bisa sih bolos gitu aja?" kataku sewot.
“Sekali aja," itu saja yang diucapkannya.
Heeuugggg!!! kesal aku.   Naya sudah merebut dia dariku dan buat dia lupa dengan kewajibannya di sekolah.  Nanti apa lagi ya?
Begitulah Nael. Semakin hari semakin jauh saja.  Kami bisa bersama sama hanya saat berangkat sekolah saja.  Aku merasa kehilangan sesuatu yang berharga dan itu diambil secara paksa oleh seorang gadis.   Walaupun begitu aku tidak bisa menyalahkan Naya, ini cuma egoku yang diluar kendali dan tidak masuk akal.
Pagi ini si Nael kok belum datang ya?  padahal sudah jam setengah tujuh lebih.   Atau dia tidak akan datang?  karena terlalu sibuk dengan si Naya mungkin? 
"Diaazz.." ahh itu dia.

"Eh,lama bener. Nyaris gue tinggalin,"kataku dengan nada kesal.

Aku perhatikan Nael , dia begitu fresh,wajahnya berseri seri.
"Elu lagi seneng ya?  senyam senyum terus"
"Hm.. ada berita baik Az.. " katanya
"Paan? "
“Gue sudah resmi jadi pacarnya Naya..!!!" katanya girang.
Dhuuaarrr!! serasa ada petir menyambar di kepalaku.  
Aku terdiam.
"Heh, kok malah ngelamun?" Nael menyadarkanku.
"Ah.. eh.. hahah.. selamat ya broww!!!" kucoba bersikap gembira.
"Thanks, makanya buat ngerayainnya  gue sama Naya pingin traktir elu  makan, terserah elu tentuin tempatnya,”kata Nael masih dengan wajah bersinarnya
" Wow,tawaran langka nih,"komentarku       
Berita tentang hubungan Nael dengan Naya tersebar cepat sekali di sekolah.  Mereka kini jadi pusat perhatian !! Ah,. Segitunya,emang selebritis apa?   Mungkin nanti kalau mereka putus beritanya bakal masuk majalah sekolah ! Sumpah,kesal sekali aku hari ini.
Seusai jam sekolah , pasangan itu menghampiriku.  Oh iya, mungkin mereka  akan ajak aku jalan.
"Az.. kamu ada waktu nggak?" Tanya Naya dengan suara indahnya.
"Ada apa emang..?" Aku pura pura tidak tahu.
"Hm,kita mau ajak kamu jalan dan traktir makan," tutur Naya.
"Iya,elu kan bilang sendiri, ini tawaran langka," timpal Nael.
"Oh iya ya, tapi sori barusan ibuku SMS katanya gue disuruh cepet pulang, buat bantu beliau"  Itu terus alasanku kalau menolak ajakan seseorang.
"Yaa.. sayang sekali,"terdengar nada kecewa dari suara  Naya.
"Kalo begitu kapan elu bisanya? Elu tentuin waktunya sendiri." Nael masih berusaha membujukku.
"Eh beneran gue mau pergi dulu,gampanglah soal itu kita bisa bicara lagi."  Aku bergegas pergi meninggalkan mereka.
"Hati hati.." Suara itu terdengar beberapa saat setelah aku pergi.   Yup itu suara Nael.. mirip suara seseorang yang mengucapkan kata yang sama saat di bioskop tempo hari.
***
Beberapa minggu telah berlalu, acara traktir makan itupun akhirnya tidak pernah ada.   Aku tidak ingin melihat mereka bermesraan lagi, itu sebabnya aku selalu tolak ajakan mereka.   Bisa bisa meledak kepalaku nanti.   Walaupun mereka berpacaran, tidak ada yang berubah antara aku dan Nael.   Setiap pagi dia selalu jemput aku dan saat pulang sekolah kadang pulang denganku juga.  
Ah,sudahlah,aku bukan orang penting lagi buat dia. Sedikit demi sedikit aku sudah mulai bisa menerima keadaan ini.   Namun,perasaanku ke Nael belum juga berubah.   Aku masih menyayanginya seperti dulu.   Kadang terbersit pikiran jahat dikepalaku untuk memisahkan mereka, tapi aku tidak tega ke Naya.   Gadis itu tidak bersalah apa apa, justru dia sangat baik.
"Tiitt.." Hand phone ku berbunyi tanda SMS masuk.
“Az,sore ini gue mau ke rumah elu.  Temani gue beli kado buat Naya” Hah? Naya ulang tahun ya? berarti aku juga harus beli kado dong?   Aduuh, tanggal segini ada aja yang ulang tahun. Hmm, setelah sekian lama  baru sekarang si Nael ajak aku jalan lagi, itupun sekedar buat beli kado.   Kira kira dia mau beli apa ya? Nah, kalo aku sendiri?  Aaaahh,pusing,bokek begini beli kado.  Minjem duit kali ya ke si Nael ?
"Diaazz.." Hah.. cepet bener datangnya?
Aku menghampiri Nael di teras.   Aduh aku belum siap nih. "Wei,cepet banget datangnya?" sapaku.   "Gue belum siap siap nih."
“Yaudah Cepetan,"
Kami masuk menuju kamarku,seperti biasa Nael selalu menjatuhkan badannya ke ranjang.
"Emang elu mau ngado apaan?"  tanyaku sambil mengganti kaus bututku dengan yang baru.
"Gue mau beliin dia cincin emas."
Aku terejut setengah mati.
"Hah?? elu mau kasih cincin emas cuma buat ulang tahunnya?" Aku tidak percaya.
"Yup.." Nael begitu mantap.
"Elu dapat duit darimana ? cincin emas kan mahal?" tanyaku..
"Hm. tabungan gue.."
"Gila lu..itukan buat beli sepatu basket  kesukaan elu? "  ucapku dengan nada tinggi.
"Ah.. duit gampang dicari," alasan Nael.
"Eh elu tuh cuma pacaran, bukan mau tunangan!!" Emosiku tak tertahankan.
"Eh.. kok elu marah sih?  ini kan duit gue.. terserah gue lah.." Rupanya Nael tidak suka dengan omonganku
"iya.. itu duit elu, tapi itu kan susah payah elu kumpulin buat beli sepatu yang elu suka kan?”
" Ah gak masalah,"  komentarnya.
" Elu gila yaa?  elu itu sudah diperbudak sama si Naya tauu!!" kataku kasar.
Nael tiba tiba bangkit dari ranjang."Eh.. elu jaga ya kalo ngomong!!" ucapannya kencang sekali.
"Kenapa? itu fakta kan? elu sudah berubah sejak pacaran sama si Naya. Dia sudah mencuri waktu elu di sekolah,mencuri waktu dengan teman teman, dan sekarang dia mau mencuri uang elu!!!!" Aku bicara penuh emosi tanpa berfikir apa apa.
Nael menghampiriku dengan kasar lalu mencengkeram kerah bajuku..
"Elu tau apa??!  Elu cuma lelaki yang tidak tahu bagaimana memperlakukan perempuan !!!" teriaknya
Ucapan Nael benar benar membaut akau tersinggung.  Aku berusaha melepaskan cengkeraman tangannya.
"Terserah elu..!!  Sekarang pergi elu dari sini..!" usirku.
Emosiku benar benar tidak terkendali.  Yah, ini mungkin karena kata kata Nael yang diluar batas.

+ Add Your Comment