SAHABABAT SEJATI SEASON II: CLUB METROPOLIS

Pulang....
Akhirnya aku kembali ke kota kelahiranku,rindu rasanya suasana kota kembang "Berhiber" ini . Sepuluh tahun tidak menyurutkan ingatanku tentang masa kecilku ku disini. Masa senang ketika ayahku masih ada, masa sedih ketika aku harus merelakan ayah pergi untuk selamanya. Rindu teman temanku ... termasuk Nael...

Aku terdiam, ada perasaan penasaran ingin bertemu dengannya tapi ada perasaan enggan untuk bicara lagi dengan lelaki itu. Aku hanya ingin tau kabarnya , tidak lebih.
Aku menundukan kepala tertawa sendiri saat mengingat kejadian itu, entah kata apa yang cocok untuk dikatakan... bodoh? memalukan? luar biasa? atau mungkin berkesan? namun yang pasti kenangan itu akan lekat selamanya. Nael cinta pertamaku , lelaki pertama yang berhasil aku cium meskipun semua berakhir dengan tidak adil.

Tuhan sangat baik kepadaku... aku diberi kenikmatan dunia oleh -Nya. 10 tahun semuanya berjalan sempurna, saat kuliah aku dapat beasiswa, ketika lulus aku lanjutkan kuliah di luar negeri , itu semua berkat prestasi akademiku yg kucapai dengan susah payah . Dan sekarang aku bekerja di perusahaan terkemuka di Indonesia. Romance? saat ini aku menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Kami bertemu saat aku masih di Singapura dan dia berada di sana karena urusan pekerjaan.

Nada dering HP ku membuyarkan lamunanku...
"Halo..."
"Hi Az.. elu udah nyampe bandung?" Ternyata Bobby sahabatku
"Gue baru nyampe sejam yang lalu , ini lagi on the way ke apartemen dulu.."
"Elu jangan lupa nanti malam kita kumpul, gue ada hadiah buat elu hahahah...."
"Wah... gw kok ngerasa ada feeling gak bagus ya? " aku tertawa...." yaudah jam berapa gw kesana? "
"Jam 8 malem kita tunggu di Club Metropolis.."
Sesaat aku periksa jam tangan... hmm masih ada waktu dua jam an... " ok gw kesana ntar"
Aku tersenyum, selalu ke sana ... Club Metropolis adalah Club Gay di Bandung. Aku bertemu mereka beberapa tahun lalu, Bobby ,Dimas dan Chandra. Sangat jarang aku memiliki kawan Gay mungkin hanya mereka dan Eka sahabatku. Sahabat terbaikku Eka, dia msih tinggal di Bandung, aku sering kontak walaupun hanya via telepon atau YMan....

Aku sudah tiba di area parkir Apartemenku... dalam perjalanan masuk aku coba hubungi Eka..
"Halo?"
"Halo sahabatku...." kataku riang
"Diaz... kamu sudah nyampe Bandung?"
"Yup... tepat dua jam yang lalu.."
"Yah... gak bilang bilang.. nanti kan bisa dijemput"
Aku tertawa... "Gak lah.. aku tau kamu juga lagi repot... nanti kita ketemu ya? ato mau gak malam ini kita ketemu? "
"Dimana?"
"Club Metropolis..."
"Pasti sama temen temen kamu itu ya? "suaranya terdengar sinis
"Napa sih kamu kayaknya gak suka sama mereka..."
"Hm.. gak lah... cuma kamu jangan terlalu dekat sama mereka ya? aku ingetin aja sebagai temen terdekat kamu"
"Hm.. " itu saja komentarku
"Bro.. aku dah nyampe depan pintu nih... sambung lagi nanti ya?"
"Ok... nantilah aku mampir ke kantor baru kamu"
Aku mematikan sambungan..

Saat masuk Apertemen aku langsung menjatuhkan badan ke sofa.. Tuhan, aku lelah sekali...Kalo saja mereka tidak mengajak bertemu, aku mau tidur saja. Sekejap aku tertidur... lelap.....nyaman... pulas
Kembali dering HP ku mengganggu ketenanganku...
"Hm..." aku perbaiki suara serakku.." Halo?" kataku mantap
"Diaz... lu udah nyampe mana? "
"Gw..... ini lagi on the way... macet total disini...."
"Ok... lu cepetan lah..."
"Siip.. gw bakal telat sedikit..." Aku yakin mereka tahu aku berbohong, ah biar lah...Segera aku menuju Bath room....

Aku tiba di Club Metropolis dengan susah payah, benar juga ucapan adalah doa... saat aku katakan macet total tadi di telepon kenyataannya malam ini jalanan protokol di kota bandung benar benar di penuhi mobil ber plat B, hmm.. Weekend.

Gedungnya telah berubah kini, sepertinya Club ini punya banyak member,sampai bisa berkembang seperti ini. Aku masuk ke dalam siap siap saja berpesta malam ini... musik hingar bingar , minuman berakohol,dan para lelaki seksi...Kalau saja Peter tau aku disini malam ini, habis lah sudah... Aku tersenyum saat mengingat lelaki yang aku cinta ini.

Ditengah kerumunan orang aku berusaha mencari dimana setan setan itu duduk. Cahaya remang dan lampu lampu silau berwarna warni meyilaukan pandanganku. Akhirnya nampak seseorang melambaikan tangannya padaku, ini pasti salah satu setan itu. Aku menghampirinya.

"Akhirmya bintang kita datang juga..."Bobby menyapaku sambil memelukku. Selanjutnya aku memeluk sisa temanku yang lain.
"Gimana kabar elu sobat? " tanya Dimas.
Aku tersenyum.. "Yah elu liat sendiri lah... gak ada yang kurang di diri gw kan? " kataku mantap
Betah lu ya di Singapur.. ampe jarang nengok kita kita..."Chandra pun ikut bicara
"Beneran bro gw sibuk banget, urus urus kepindahan gw ke indonesia" kataku
"Tapi gak apa apalah.. mulai sekarang kita bakal sering temu, lu kan udah tinggal di Bandung"kata Dimas
Aku hanya tersenyum...
"Welcome Back Home bro..." Bobby mengangkat minumannya dan diikuti kami bertiga.
Yaudah kita sudah kumpul semua. Waktunya kita pindah ke Private room..
"Haa?? elu bener bener rencanain ini ya? " Komentar Dimas
Bobby Hanya tersenyum nakal. " dan gw udah menyewa 4 orang lelaki buat nemani kita"
Aku yang tengah minum tersedak...." Hei... gw gak mau ikutan... elu pesen 3 aja . gw gak mau..."
Chandra tertawa... " udahlah udah terlanjur, ini buat seneng seneng aja kok.tenang gak bakal gw laporin ke si Peter.."
Yang lain pun ikut tertawa.
Sumpah aku tidak setuju dengan ini. Seorang lelaki asing duduk merayuku? bisa jadi tanpa pakaian? gila!!! ini bisa gila!!

Kami sudah tiba di ruangan private ...
"Jadi ini hadiah yang mau elu kasih? "tanyaku
Bobby hanya mengangguk tersenyum manis " Nikmati aja ya? "

Beberapa saat kemudian seseorang membuka pintu , ini dia mereka sudah datang.. 4 orang berkemeja hitam dengan kancing terbuka sampai dada. not bad.. kupikir, mereka ganteng ganteng. Hanya satu yang menarik perhatianku. Dia mirip siapa ya? aduh .... coba kupikir lagi. Nael.... aku mengucap nama itu pelan.. entah temanku mendengar atau tidak. Lelaki itu pun menatapku seolah olah tau aku memperhatikan dia. Teman temanku menunjuk satu satu lelaki pilihannya , aku pun meniru dengan menunjuk lelaki yang mirip Nael itu.

Dia menghampiri dan duduk di sebelahku. Aku perhatikan lagi lebih dekat...
"Nael!" kali ini suaraku lebih keras...
Lelaki itu salah tingkah... aku melihat wajahnya memerah, kemudian menunduk. Sesaat kemudian dia mengangkat kepalanya... " Nael? teman kamu... kok gak diajak kesini? " Dia mengalihkan pembicaraanku.
"Bukan, ... kamu Nael,,, kamu Nael kan??"Aku semakin penasaran.
"Bukan, kenalkan Namaku Heaven..." dia masih mengelak..
Aku tau dia punya tanda lahir di jemari tangannya..segera aku periksa tangannya..dan benar tanda itu ada.
Aku terdiam, terdiam lemas. Aku tatap matanya sakit sekali Tuhan. Sakit sekali aku melihat dia di tempat seperti ini. Dari matanya seolah olah dia mengisyaratkan untuk diam, bberapa saat aku mengerti. Aku akan bicara nanti diluar saat kami hanya berdua. Saat ini aku anggap saja dia orang lain.. tapi aku tidak tahan Tuhan.
"Heaven... bisa bicara diluar.." aku bisikan ke telingannya...
Lelaki itu tersenyum....

Kami diluar sekarang... di Taman depan Gedung Club Metropolis.
"Apa kabar Diaz..."
Aku tersentak... "Nael..!! ini benar elu?"
Lelaki itu tersenyum getir..." Gak sangka ya gw jadi pelacur, dan layani teman sendiri... parah..." katanya pelan
Aku hanya diam, aku jaga agar setiap kataku tidak membuatnya tersinggung.
"Bisa kita kembali ke dalam?"

Aku masih terdiam. Dia bersikap dingin seolah olah tidak mengenalku.
Dalam perjalanan masuk " Anggap kita tidak kenal ya? gw gak mau rusak reputasi elu" katanya dingin.
Dan aku diam terpaku.

+ Add Your Comment