kereeeennn abissss deh kalo bincangin antologi perdana WR ini. Mulai dari seleksi yang super ketat, tanya aja sama mantan korban LCR I, salah ukuran kertas atau gak dikasih nomor halaman langsung melayang masuk folder sampah file cerpennya. Tapi sebanding deh sama kualitas cerpen yang ngumpul dalam antologi ini.
Warna Indonesia benar-benar terasa. Cerpen Kun Sila Ananda (Wajah Wajah Kayu Bapak) keren habis soal bagaimana seoarang lelaki renta bertahan dengan tradisi sebagai penari topeng malangan walau zaman sudah menghukum tarian yang dibawanya sudah kalah pamor dengan kongser musik modern yang amat sangat digandrungi anak muda. Cerpen ini berakhir tragis, sama seperti tradisi tari topeng malangan yang sudah mulai terlupakan.
Selanjutnya ada karya cerpen Fatih Faith yang berseting Tanjungpinang dan seorang pemuda yang cinta sepenuh jiwa raga dengan puisi. Nah, cerpen Zahro lebih keren lagi tentang pergeseran nila yang terjadi di tengah masyarakat. Lebih tambah keren dengan seting Kota Metropolitan Jakarta dan akhir yang berupa ironi.
Ada juga cerpen Cucun yang berseting Madura, tentang perjuangan hidup seorang penari tandak. Selanjutnya, kita akan membaca sebuah kisah perjuangan gigih seoarang gadis keturunan Bugis di pelosok Jambi yang bertekad baja untuk menaklukkan cita-citanya walau harus berkali-kali jatuh bangun. Cerpen Chibonk keren habis dengan seting Lampung. Begitu juga dengan cerpen Tiya sedikit memperkenalkan kita dengan masyarakat di Banjarmasin.
Nah, ini dia cerpen Agrifina keren habis dengan seting Palembang, Sungai Musi, Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak. Dan, warna-warna Indonesia lainnya yang terangkum apik dalam antologi ini, termasuk permasalahan masyarakat urban yang terjadi di kota-kota besar. Di sini, si tokoh remaja berjuang untuk menemukan jatidirinya dalam pusaran perubahan yang mendekapnya dari seluruh penjuru mata angin.
Obati rasa penasaran dengan memiliki buku keren ini.
Profil lengkap buku klik di sini: http://www.leutikaprio.com/produk/11027/kumpulan_cerpen/1107208/wajah_wajah_kayu_bapak/11061377/joni_lis_efendi
sudah di posting di gurp Writing Revolution oleh Joni Lis Efendi
Warna Indonesia benar-benar terasa. Cerpen Kun Sila Ananda (Wajah Wajah Kayu Bapak) keren habis soal bagaimana seoarang lelaki renta bertahan dengan tradisi sebagai penari topeng malangan walau zaman sudah menghukum tarian yang dibawanya sudah kalah pamor dengan kongser musik modern yang amat sangat digandrungi anak muda. Cerpen ini berakhir tragis, sama seperti tradisi tari topeng malangan yang sudah mulai terlupakan.
Selanjutnya ada karya cerpen Fatih Faith yang berseting Tanjungpinang dan seorang pemuda yang cinta sepenuh jiwa raga dengan puisi. Nah, cerpen Zahro lebih keren lagi tentang pergeseran nila yang terjadi di tengah masyarakat. Lebih tambah keren dengan seting Kota Metropolitan Jakarta dan akhir yang berupa ironi.
Ada juga cerpen Cucun yang berseting Madura, tentang perjuangan hidup seorang penari tandak. Selanjutnya, kita akan membaca sebuah kisah perjuangan gigih seoarang gadis keturunan Bugis di pelosok Jambi yang bertekad baja untuk menaklukkan cita-citanya walau harus berkali-kali jatuh bangun. Cerpen Chibonk keren habis dengan seting Lampung. Begitu juga dengan cerpen Tiya sedikit memperkenalkan kita dengan masyarakat di Banjarmasin.
Nah, ini dia cerpen Agrifina keren habis dengan seting Palembang, Sungai Musi, Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak. Dan, warna-warna Indonesia lainnya yang terangkum apik dalam antologi ini, termasuk permasalahan masyarakat urban yang terjadi di kota-kota besar. Di sini, si tokoh remaja berjuang untuk menemukan jatidirinya dalam pusaran perubahan yang mendekapnya dari seluruh penjuru mata angin.
Obati rasa penasaran dengan memiliki buku keren ini.
Profil lengkap buku klik di sini: http://www.leutikaprio.com/produk/11027/kumpulan_cerpen/1107208/wajah_wajah_kayu_bapak/11061377/joni_lis_efendi
sudah di posting di gurp Writing Revolution oleh Joni Lis Efendi
wow...!!! mesti punya buku yang 1 ini..!!