SAHABAT SEJATI SEASON II:SEGI TIGA

Hmm.. aah.. Geli apa sih ini.... Aku membuka mataku pelan pelan, rupanya Peter memainkan bulu bulu kasar yang sudah tumbuh di dagunya ke wajahku.
"Bangun sayang... sudah pagi..." Bisiknya lembut ke telingaku
"Aaaahh.. kamu bikin kaget aja.." kataku dengan nada sedikit malas." Bentar aku masih ngantuk...." aku tutup wajahku dengan selimut tebalku.
"Aku sudah buatin sarapan spesial buat kamu" Peter kini mendekapku dari belakang.
"Oya? apa itu..." Kataku masih dengan mata tertutup
"Makanya buka dong matanya..." bisiknya
"Masih ngantuuuukk.." kataku manja
"Ayo bangun, kalo nggak...."
"Kalo nggak kenapa? "
"Aku .... telanjangin..." bisiknya nakal
Aku tersenyum..." Mending ditelanjangin..." kubalas
"Bener nih..." Peter mulai mengerayangi badanku.
Aku yang kegelian akhirnya terbangun juga....Kami berpelukan berciuman mesra. Sesaat kemudian kami makan sarapan yang dibuatkan Peter di ranjang itu juga.
"Oh iya.. tadi aku lihat di ranjang kamu ada sapu tangan , di cuci kenapa? sampai didiamkan di ranjang. Kotor kena seprai." Katanya..
Sapu tangan? seumur hidupku aku belum pernah sejorok itu menyimpan sapu tangan di ranjang." Ah, sapu tangan? masa sih? mana? " tanyaku penasaran
"Sudah aku simpen di cucian" katanya sambil mengunyah spagetti buatannya sendiri

Sapu tangan? kok aneh ya? aku beranjak dari ranjang dan memeriksa sapu tangan yang Peter Maksud dibelakang.Disana nampak sebuah sapu tangan berwarna biru bertumpukan dengan pakaian kotorku yang lain. Aku raih sapu tangan itu. Perasaan baru pertama kali aku melihat sapu tangan ini. Di sapu tangan itu terdapat inisial huruf "H" . Apa ya? aku berfikir keras.

Peter menghampiri tepat dibelakangku." Kenapa musti diliat liat lagi...? " katanya." Masa lupa sama sapu tangan sendiri"Aku tidak menghiraukan ,masih bingung sendiri. Apa mungkin punya Nael??? H artinya Heaven... sapu tangan itu dipakai saat melap keringat di wajahku waktu itu.

Oh Tuhan, Peter tidak boleh tau. Aku menghela nafas panjang. mencoba menenangkan diri. " Owh, iya iya ... ini sapu tangan baru. ." Aku bersikap seolah olah baru ingat. lalu melemparkan kembali sapu tangan itu ke tumpukan semula.
"Mau kemana kita hari ini?"Aku mengalihkan topik
"Lah, aku kan tamu.. kamu dong yang tentuin mau kemana.."
"Yeah.. pacar sendiri dianggap tamu.. " aku tertawa..sambil menuju Bath room

Ting tong...
Seseorang menyalakan Bel..
"Yank.. bukain pintu, kayaknya itu petugas mau ambilin cucian sama sampah.."teriakku yang sudah terlanjur telanjang di Bath room.
"Iyaaa..." balas Peter
Beberapa saat kemudian aku beres mandi, terdengar seperti ada percakapan. Siapa ya? aku menyelinap mnegintip lewat lubang pintu kamarku. Ah... Eka?? Ada apa Eka pagi pagi kesini? dari nada percakapannya sepertinya mereka bicara serius. Ada apa ya? bergegas aku memakai pakaian dan siap siap menyambut Eka.
"Hai ..Ka... tumben nih pagi pagi udah maen? "
" Sorry Az.. aku kira gak ada Peter.."
Aku terdiam , padahal kan aku bilang kemarin kalau ada Peter ditempatku." Gak apa apa kok.." Aku tersenyum.
" Kalian mau jalan jalan kemana nih? " tanya Eka
Aku terdiam , berfikir sejenak sambil memandang wajah Peter." Belanja aja yuk... dari kemarin aku belum sempet belanja buat isiin kulkas... lumayan kan ada yang bantu...." Aku mengedipkan mata ke arah Peter.

Peter hanya menghela napas sambil cemberut, sesaat kemudian tersenyum kembali.
Eka tertawa ... " ya sudah, aku pulang aja ya? gak mau ganggu kalian..."
" Loh?? kamu bukannya ke sini mau ada perlu ma aku? Aku keheranan
" Nanti aja.. gampang..." sesaat kemudian lelaki itu meninggalkan kami berdua..
Aku memandang Peter dengan wajah keheranan."jauh jauh ke sini, eh cuma bilang gitu doang..." masih dengan mimik heranku.
"Hm....." sesaat Peter terdiam..." Kamu jangan terlalu dekat sama Eka ya?" katanya serius.
Aku yang masih keheranan dengan sikap Eka malah semakin heran dengan perkataan Peter. " Loh? emang kenapa? dia sahabatku sejak lama .. kita sangat dekat" kataku.
"Aku gak suka aja.... " Lalu Peter pergi begitu saja ke dapur tanpa pedulikan aku yang masih berdiri keheranan.

Dengan setelan pakaian santai, kami berdua mengelilingi supermarket sekedar membeli barang barang yang bisa diisi di kulkasku. Sengaja aku ajak dia, biar tau makanan apa saja kesukaan dia, jadi saat dia datang berkunjung lagi aku sudah menyiapkan semua makanan dan minuman kesukaannya. Kami keenakan memilih barang sampai sampai aku tidak sadar kita kini berada di lorong berbeda. Peter mungkin sedang mencari sesuatu. Aku lanjutkan saja mencari barang keperluanku.

Tiba tiba seseorang mendekat. Awalnya aku tidak peduli , mungkin orang itu sedang mencari barang yang sama denganku. " Halo Mr Perfect, .." katanya
Aku memalingkan wajah ke arah suara itu.. " Nael..." aku terkejut.
Nael tersenyum, dia sangat tampan. Memakai pakaian seadanya hanya t shirt putih polos dan celana jeans sobek sobek.Sesaat badanku berputar melihat ke arah kiri dan kananku , khawatir Peter melihat kami.

"Kenapa? kayak bingung gitu? elu lagi cari seseorang? " tanya nya
"Ngg... gak.. cuma.... ahh lupain lah..." aku kebingungan..." Ka.. kamu sendirian? " tanyaku
"Iya.. biasa lah santai hari libur pinginnya belanja belanja ke supermarket"katanya ,mata jernih itu menatap mataku tajam ...senyumnya masih seindah dulu.
"Oh iya, itu sapu tangan kamu... ada di apartemen" kataku
Nael tertawa.." Udah lah lu simpen aja, anggap aja kenang kenangan dari gw.."
"Diaz..." terdengar suara Peter memanggilku..
Oh Tuhan , jantungku berdetak keras sekali. Aku harus bilang apa Tuhan..
Peter mendekati kami, ....
"Peter... kenalin ini...." Aku terpaksa berbicara
"Saya Nael teman SMA Diaz dulu..." Katanya sopan.
Peter memandang Nael dari atas sampai bawah... "Kamu...? Heaven?" katanya sesaat kemudian
Nael tertawa... "Tidak salah, hanya saja kali ini saya sedang tidak bekerja. Kali ini saya adalah temen lamanya Diaz, Nael..."lelaki itu mengulurkan tangannya menawarkan jabatan tangan
"Peter..." katanya pelan.. sesaat dia menatapku heran.
Suasananya sangat aneh, kami bertiga terdiam... Aku bingung mau bilang apa.. Tidak tahu apa yang ada di benak Nael dan Peter.
"Ok Nael... kayaknya nanti kita sambung lagi. Aku sama Peter mau lanjut belanja lagi." Lebih baik aku yag cepat bertindak.
Aku ,menarik lengan Peter untuk segera pergi meninggalkan Nael.
Dalam perjalanan Peter terdiam, tidak mau bicara.
"Yank.. kamu ngambek ya? maaf aku gak bilang waktu malam itu. Aku gak yakin banget itu Nael, soalnya kan kamu sebut nama Heaven. Dan aku baru tau Nael itu adalah Heaven... beneran," bujukku
"Kamu jangan temui dia lagi...." Peter lalu pergi ke luar supermarket. Dan akhirnya acara shopping kami berakhir kacau.

Peter akhirnya bicara saat mulai menyetir mobil"Kayaknya kalau gak ada aku, kalian akan ngobrol lama, ketawa ketawa, dan akhirnya mengenang masa masa kalian dulu." kata Peter sinis
"Mulai lagi sinisnya.. " kataku..."Lagian emang kenapa kalo aku lakuin itu? toh ama temen sendiri. " Belaku
"Kamu bisa bilang kayak gitu, tapi hati kamu nggak kan? masih ingat kenangan indah dulu.."sindirnya
"Ya ampuun... itu 10 tahun yg lalu!! kamu fikir Nael gak bakal ketemu orang lain selama 10 tahun?? dia juga punya pacar sendiri lah!"
"Ah.. pelacur mana ada pacarnya.."
Aku hanya diam tidak menanggapi." Ok , sekarang mau kamu gimana? aku nurut."
Peter sesaat mematikan mesin mobil..
"Diaz.... aku cemburu...aku tau masa lalu kamu sama si Heaven itu. Aku mohon kubur kenangan itu jangan kamu ingat ingat lagi."
Aku tidak bereaksi"Jangan temui dia lagi..."
Aku hanya menganggukan kepala.

Ya Tuhan... belum apa apa Peter sudah bersikap seperti itu. Aku juga tahu diri, kalaupun aku masih memikirkan Nael belum tentu sebaliknya dengan Nael. Dia pasti ada someone special selama 10 tahun terakhir ini. Walaupun tidak kupungkiri detak jantungku begitu kencang saat bertemu dengannya hingga kinipun aku masih merasakannya. Tuhan jangan ciiptakan cinta segitiga diantara kami.

+ Add Your Comment