SAHABAT SEJATI SEASON II:AKU DAN PETER

Masih terngiang di telingaku ucapan Eka yang menyuruhku untuk melupakan Nael. Yah, aku sadar 10 tahun segala sesuatunya telah berubah. Aku mungkin masih mengingat ingat masa lalu, beda lagi halnya dengan Nael, mungkin dia kini ada pacar entah laki laki atau perempuan. 10 tahun cukup membuat banyak kenangan bagi Nael selain masa masa bersamaku. Kini aku telah mengetahui kabar Nael, rasanya itu sudah cukup . Tidak perlu aku terlibat lagi dalam hidupnya Nael. Fokusku kini ke pekerjaan dan tentunya Peter. Peter lebih pantas dan layak aku pikirkan karena memang dialah orang yang ada disampingku beberapa tahun ini. Tidak salah lagi aku memilih dia, aku tahu aku sayang dia.

Nanti malam dia akan datang ke tempatku. Mungkin sekarang dia ada pesawat menuju Bandung. Jarak Bandung Jakarta tidak lah jauh, aku sangat berharap dia akan sering menghubungiku. Tuhan ... aku tidak sabar ingin memeluknya.

Handphoneku berdering..
"Halo...?"
"Hei, Az..." terdengar suara Bobby disana
"Hei bro...." kataku...
"Kemarin elu marah ma gw ya? sorry ... ya.. gw gak ada maksud buat elu marah. Kita cuma mau sambut elu, gw pikir kita seneng seneng kayak kemarin bakal bikin elu betah.."

Aku tertawa..."Iya, bukan salah elu sih.. gw aja yg lagi banyak fikiran , bawaannya cepet emosi" aku beralasan.
"Udah mahal mahal gw bayar si Heaven buat muasin elu.. eh elu malah kayak gitu..."
"Mahal..? kok bisa ?" tanyaku heran..
"Tau gak... gw bayar si Heaven tuh berapa? 10 juta brow..."
"Buseet banyak banget..!"
"Yaitu.. makanya waktu elu pergi kemarin, gw suruh si Heaven kejar elu. Maksudnya supaya bisa nemenin elu"

Aku mengerti sekarang. Jadi waktu itu dia mengajakku minum dan bawa aku ke apartemen semata mata karena profesi.
"Wei.. kok diem ??"
Aku tersadar.."Yaudah gw ganti dah duit elu.." aku merasa tidak enak sama si setan itu.
"Gak perlu lah... gw cuma mau yakin aja elu gak marah ma gw lagi.. itu aja yang penting.."
Aku tertawa.."Hahah.. gak lah.. gak sama sekali."
"Yaudah... beres ngantor kita renang yuk sama setan yang lain?"
" Kayaknya gw absent brow.. Peter mau datang malam ini..."
" Oya? .. asyik yeuuhh... " canda Bobby
Aku hanya tertawa.
"Yaudah met senang senang aja ... salam ke si Peter.."
"Ok.."
Aku memutuskan sambungan.


Beres ngantor aku langsung menuju Bandara. Peter bilang dia akan naik taksi menuju apartemenku, tapi aku mau beri dia kejutan, dia pasti akan senang. Selama perjalanan aku tersenyum senyum sendiri membayangkan apa yang akan kami lakukan nanti malam. Sedikit sedikit aku berkaca , aku tidak mau terlihat buruk di matanya.

Setelah 15 menit aku menunggu, Pesawat yang ditumpangi Peter mendarat. Siap siap aku beri kejutan....

Beberapa saat kemudian muncullah seorang lelaki memakai baju polo, celana berwarna putih ,berumur 30 Tahun tinggi 180 cm berat 70 kg kulit putih, mata sipit, alis tebal dan rambut sedikit gondrong, yup itu Peter.

Aku berdiri 100 meter dihadapannya. dikejauhan dia tersenyum dan menghampiriku. Saat berdekatan tidak segan segan dia memelukku dengan tulusnya. Hangat sekali.

"Miss u babe.." bisiknya
"Me too..." kubalas bisikannya
Dia melepaskan pelukannya, "Kok kamu malah jemput? padahal bisa aja aku pake taksi ke Apartemen kamu."
"Takut nyasar... " candaku
"Hahaha.. Bandung itu seperti kota kedua ku... gak mungkin nyasar lah.."
"Takut gak langsung nemuin aku..." kataku tidak mau kalah
"Oya..? ada ada aja kamu ini..." dia tertawa sambil mengacak acak rambutku.
"Kita mau kemana dulu? mau makan ato ke apartemen dulu?" kataku sambil membantu memasukkan travel bag milik Peter ke dalam bagasi.
" Ke apartemen dulu lah.. aku pingin mandi."
Maka kami melaju ke Apartemenku di daerah Dago.

Kini kami tiba di Apartemen, aku ingin menyambutnya dengan spesial. tapi apa? aku tidak bisa masak , tidak bisa juga kata kata romantis. Tiba tiba aku teringat saat kami di Club Metropolis kemarin... Aku tersenyum geli.. Haruskah aku merayu seperti orang orang itu. Hmm.. ini patut dicoba. Aku mematikan sebagian lampu ... kubuat suasana romantis untuknya. Aku melepaskan bajuku, lalu aku memakai topi cowboy.. dan melaju perlahan menuju badannya...

Melihat kelakuanku Peter tetawa kecil, tapi dia ikuti permainanku. aku pegang dadanya, topiku aku pasang di kepalanya.. aku dekatkan mulutku di telinganya dan kumainkan telinganya dengan lidahku. tentu saja Peter bereaksi.. bagus.. dan Malam ini berakhir dengan indah sesuai keinginanku.

30 Menit setelah melakukannya, kami masih tiduran di ranjang, Aku senang begitu juga Peter . dia memandangku dengan halus , mencium keningku.
"Tidak disangka ya sudah hampir 3 tahun kita bersama" Peter membuka percakapan
Aku tersenyum..." kalau pasangan Normal mungkin kita sudah menikah"
"Loh.. barusan kan sudah..." Peter tertawa kecil
Akupun ikut tertawa.

"I hope u are the last one for me" bisiknya
Aku tersenyum sambil menganggukan kepala.
"Sayang.. aku lapar..." bisiknya padaku
Haduuuh.. Peter tidak bisa menjaga suasana romantis ini.
Aku memandang.. lalu tertawa kecil.. " maaf aku malah lupa kita belum makan malam."
"Kamu sudah kenyang ya barusan? "
Aku malah tersenyum malu." mau pesan antar kesini atau kita makan di luar?'
"Hm... aku mau makan malam yang hebat malam ini." katanya
"Makan malam yang hebat? dimana? aku kurang begitu hapal Restoran bagus di Bandung"
"Aku tahu... nanti aku tunjukan ya?"

Disinilah kami akhrinya berada. Restoran pilihan Peter sendiri. Memang benar, restoran ini sangat elegan. Suasana begitu nyaman dan romantis. Aku suka berada disini apalagi bersama Peter, sempurna.
"Gimana ? kamu suka gak ? "
"Yaa.. aku su..."
Tiba tiba kata kataku terpotong saat aku lihat tepat di meja depan ada dua orang lelaki sedang berbicara. Salah satu l elaki itu adalah Nael..!
"Kamu kenapa Az..? " tanya Peter.
"Nggak.. gak apa apa.." kataku

Dikejauhan Nael juga melihatku... Kami beradu pandang...
"Kamu melihat siapa sih?" akhirnya Peter penasaran berbalik melihat arah pandanganku barusan.
"Oh...kamu kenal dia?"
Aku menggeleng kepala.
"Kenapa? Cakep ya? hahaha" canda Peter " Itu Heaven, seorang `kucing` .." bisiknya padaku.. Aku mengernyitkan dahi.. kok Peter bisa tahu.
"Dia hebat beberapa tahun yang lalu, katanya dia lelaki panggilan dengan bayaran tertinggi" terangnya.
"Oya? " aku pura pura terkejut." Lalu sekarang?"
"Sekarang popularitasnya sudah turun, sudah tua mungkin.. umurnya sama kayaknya dengan kamu"
"Emang di Jakarta dia terkenal ya?"
"Dimana mana... sampai Bali pun dia terkenal.." Aku hanya menganggukkan kepala.
"Kok kamu tertarik bgt sama orang itu ?" tanya Peter..
"Nggak lah,,, cuma iseng aja" Ah.. Tuhan semoga Peter tidak melihat keanehan dengan sikapku.

Malam ini aku tidak bisa tidur masih teringat percakapan tadi di restoran dengan Peter. Sejauh itukah dia berada di dunia hitam itu? Ada apa gerangan? apa yang membuat Nael nekad melakukan ini? aku memandang Peter. Dia sangat manis saat tertidur. Ah sudahlah.. malam ini hanya ada Aku dan Peter. Tidak boleh ada yang mengganggu kebersamaan kami.

+ Add Your Comment