SAHABAT SEJATI II: SERASA 10 TAHUN YANG LALU

Aku tidak masuk kerja pagi ini
Badanku demam , mungkin gara gara kecapean,ditambah pulang larut semalam. Sial.. kalau sudah begini akan repot jadinya. Meeting terpaksa ditunda, mudah mudahan saja besok aku bisa masuk kerja.

" Susi.. ini saya.." Aku meghubungi sekretarisku
" Oh iya pak.." Katanya
" Saya tidak masuk sedang sakit, tolong ditunda dulu meeting pagi ini, nantilah saya kabari lagi"
" Loh.. bapak sakit apa? apa ada yang bisa saya bantu?"
" Iya.. kamu tolong kirim dokter perusahaan ke apartemen saya.. disini saya sendiri, gak bisa ngapa ngapain.."kataku dengan suara lemah
" Ya sudah pak.. nanti saya segera beritahu dokter perusahaan, sekalian saya akan titipkan sarapan bubur buat bapak, nanti Office boy saya suruh kesana.."Katanya sopan
Aku menutup hubungan.. Ahh untung aku punya sekretaris yang cekatan. Tidak perlu bicara banyak, dia tahu apa yang harus dilakukan.Ah Tuhan perutku mual... sakit sekali.. segera aku ke toilet dan muntah lah aku disana...

Hand phone ku berbunyi..
Sialan...! masih saja ada yang ganggu saat kondisi seperti ini juga. Apa sebaiknya aku hubungi Peter? aahh.. sudahlah, aku gak mau dia khawatir.

Dengan langkah lunglai aku terima telepon itu..
" halo... Mr Perfect...gimana kabar elu pagi ini??" Nael ternyata
" Gw sakit Nael, ini lagi nunggu dokter dateng.." kataku pelan
" Haa?? elu sakit??? yaudah gw kesana.."
" Gak usah..."

Tuut... tuut... tuut.... sambungan terputus.

Akhirnya dokterpun tiba. Dia segera memeriksaku. Setelah diperiksa dan diberi satu suntikan dokter itu mengatakan aku jangan terlalu kelelahan , banyak makan makanan sehat, dan lain lain. Selalu itu yang dikatakan setiap aku sakit. Dokter itupun memberi resep obat yang harus aku tebus di Apotek. Ah.. suruh siapa coba?

Ah... untunglah ada Office Boy suruhan Susi yang datang membawa bubur untukku, sekalian saja aku suruh dia buat nebus obatku di apotek. Dokter itu akhirnya pamit, aku mengantarnya sampai pintu depan... dan nampaklah Nael disana sambil menenteng plastik kresek berisikan makanan. Lelaki itu tersenyum, seperti ingin menghiburku. Aku tidak merespon senyumannya lalu kembali masuk ke kamar diikuti Nael dibelakang..

" Kamu gak usah repot repot Nael... aku sudah dikasih makanan sama Sekretarisku..."
" Eits, ini beda... ini dibuat dengan tangan gw sendiri.. jarang jarang gw masakin makanan buat orang.." bujuknya.

Aku hanya tersenyum...
Nael membantuku duduk bersandar di ranjang, diberinya alas bantal dipunggungku.
"Elu gak ada aktivitas apa hari ini? "
"Ada.." jawabnya
"Yaudah elu pergi aja, gw gak mau ganggu aktivitas sehari hari elu..."
"Aktivitas gw hari ini yaitu nemenin elu ... tauuuuu.." Nael menekan jidatku dengan telunjuknya.
"Ah gak usah... lagian gw gak mampu bayar elu.." aku malah terpancing candaan dia.
"Gak mampu ato pelit?" katanya sambil menyiapkan bubur di mangkuk.
Aku akhirnya tertawa...

"Sini... aaaaaaa...." Nael menyuapiku
Aku menerima suapannya... Aku gembira sekali Tuhan.Nael terus menemaniku hingga sore hari , meskipun aku tertidur dia setia menjagaku.
" Nael... lu udah makan belum? "tanyaku
"Udah, tadi waktu elu molor, gw keluar sebentar cari makanan.."katanya
Aku tersenyum." Makasih ya Nael, kelak kalau suatu hari elu sakit. panggil gw ya? Gw janji bakal jagain elu kayak sekarang ini."
"Sialan lu... doain gw sakit...!" katanya..dengan mimik agakl kesal, lalu tertawa kemudian.Aku lihat Nael sudah mulai kelelahan, aku yakin dia ingin istirahat.
"Nael.. lu pulang aja .. gak apa apa,kalo ada apa apa gw bisa manggil Eka.."
"Jangann..! "katanya spontan
Aku sedikit terkejut.." Loh.. kenapa? " tanyaku heran.
Nael kebingungan.. " Hm.. itu.. yah elu jangan repotin banyak orang dong kalo sakit. Udah , gw aja lu andelin ato kalo nggak telpon tuh si Ganteng Tajir itu... dia pantes lu repotin"

Aku memandangnya heran
"Aneh, Eka itu udah bukan orang lain loh.. dia dah kayak sodara gw.. wajar dong gw minta tolong ke dia.." kataku
"Udah lah.. lupain aja..."katanya
Kami terdiam sejenak... aku berfikir Nael sepertinya gak suka sama Eka , Peter juga...Seolah olah mereka kenal siapa Eka itu. Ah.. bodo amat., mereka melihat Eka sepintas. Aku yang sudah bertahun tahun kenal Eka tau semua hal tentang dia.

" ya sudahlah gw balik... elu kayaknya gak suka gw lama lama disini.." Kata Nael..
" lah.. marah..."
" Gak gw gak marah. Udah sana elu telepon si Peter, bilang elu sakit pingin diboboin ma yayangnya.."Candanya. Sepeninggalan Nael, aku menghubungi Peter. bener juga, siapa tahu aku sakit karena pingin dipeluk dia? Aku hanya tersenyum .

"Halo.." terdengar suara Peter disana
" Sayang, ini aku..."
" hei, kamu lagi dimana ini?'
" Aku di Apartemen. Aku sakit.." kataku manja
" Haa?? sakit ? kok bisa? udah diperiksa dokter? "
" Udah... cuma sakit biasa aja. Sakit mala rindu kata nya" candaku
" Hahaha.. kamu ini.. yaudah ntar sabtu depan aku ke Bandung ya.." Katanya... " Eh aku lupa.. minggu depan aku mau ke Hongkong ada urusan kerja.."Aku yang awalnya senang kembali drop..." Halo.."

Aku terdiam...
"Sayang.. ngambek ya? gimana donk.. kerjaan ini penting banget buat aku." katanya " yaudah... aku ada kenalan dokter di Bandung, ntar aku minta tolong sewain Perawat buat nemenin kamu di Apertemen .. gimana?" Aku butuh nya kamu Peteeeerr!! bukan orang lain.kataku dalam hati.
"Gak usah deh.. lagian ada Eka...dia bisa nemenin aku kok"
Kini Peter yang terdiam
"Oh gitu... yaudah deh.. nanti aku bakal sering telepon ... nanyain perkembangan kamu"
"Iya.."
Dan akupun mematikan sambungan.

Malam hari Eka datang membawa makan malam untuk aku.
"Hi sobat, aku bawa makanan kesukaan kamu." Katanya sambil memrlihatkan satu kotak berisi makanan.
"Ah.. Ka, aku gak nafsu makan. " kataku... " Maunya berbaring terus, tapi mata susah untuk diajak tidur."
"Makan dulu lah sedikit nanti baru makan obat." bujuknya " Aku yakin abis itu kamu bakal ngantuk.."
"Aku memaksakan diri makan, walaupun aku eneg lihat makanan itu.."
Setelah berhasil masuk 3 sendok nasi ke mulutku, akhirnya kuputuskan untuk stop makan. Aku bener bener tidak kuat dengan aromanya. Eka menyiapkan obat yang hendak aku minum.
"Makasih ya Ka.."
"Hm.. perlu gak aku nginep malam ini? " Katanya
"Gak usah... aku udah banyak repotin kamu.."kataku tidak enak.."Mending kamu pulang aja, udah malam"
Eka tersenyum... " Nanti kalo kamu tertidur. Aku akan pulang"
Aku coba pejamkan mata, tapi tidurku tidak nyaman... Akhirnya aku mendengar suara pintu ditutup, pertanda Eka sudah pulang. Aku membuka mata lagi... kesaal Tuhan!

SMS masuk di HP ku...aku buka " TIDUUURR JANGAN BACA SMS AJAAA! " ah dari Nael , kurang kerjaan dia.
Satu SMS masuk lagi " EH , DIBILANGIN SURUH TIDUR..!" Apaan sih?? fikirku
Satu MMS masuk kali ini dia mengirim gambar segerombolan binatang domba.. " ITUNG TUH DOMBA ELU BAKAL TIDUR." ah Basiiiii!!! fikirku
SMS selanjutnya masuk lagi... Haduuuuhh..! "MET TIDUR , GW MA PETER BAKAL JAGA ELU.. SAMPAI PAGI NANTI.." Aku tersenyum..
Benar juga, aku tertidur lelap

Sudah tiga hari aku di ranjang, bosen juga. Kasian Nael yang selalu menemani aku padahal aku bersikeras bisa menjaga diri sendiri tapi dia keukeuh ingin disini . Bisa aku bayangkan kalau ketahuan Peter. Aah.. biar saja. dia sendiri gak bisa datang menemani aku.
" Nael.. jalan jalan yuk.. gw bosen nih.. " kataku
" Jalan jalan kemana? " tanya Nael yang sedang membaca majalah
" Terserah.. gw bosen di sini terus"
Disuruh minum obat susahnya minta ampun, eh giliran jalan jalan? semangatnya ..." komentarnya
" Yaudah gw sendirian aja, lu jaga apatemen gw ya? kataku sambil meraih jaket
" Eh tunggu .. " Katanya.. " iya gw temenin.."

Kami sudah dijalan raya sekarang, " Kita mau kmana Az..? "
Aku terdiam , berfikir sejenak. setelah beberapa saat kemudian.. Ah... aku tahu..
"Nael.. gw kangen rumah gw 10 tahun yang lalu. pingin lihat apa masih seperti yang dulu..?"
Nael tersenyum... " Boleh juga.. Sekalian lihat sekolah kita ya?"Aku mengangguk tanda setuju. Nael mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.. dan aku berteriaak.... kami seperti 10 tahun yang lalu, bahagia tanpa beban.

Kami berada di depan Sekolah sebuah Gedung SMU Negeri yang penampilannya sudah berubah total. Sekolah ini sekarang menjadi sekolah ter elit di Bandung. Dari arsitektur bangunannya sendiri jelas tergambarkan bahwa ini sekolah bukan untuk kalangan biasa.
"Untung ya kita sempet sekolah disini.. " Kata Nael
Aku menganggukkan kepala.. "Kebayang ya biaya SPP nya..."
Nael tertawa,.. " Untungnya nih sekolah dulu gak se elit sekarang, "

Mobil kami melaju lagi, kini menuju perumahan rakyat tepatnya rumah yang sempat aku tempati dengan ibuku 10 Tahun yang lalu. Aku termenung melihat rumah itu. Tidak ada yang berubah.. ubinnya, terasnya... masih seperti yang dulu.
Mobil kami masih melaju pelan di sekitar perumahan itu. Tanpa sengaja kami menemukan lapangan Basket itu... Saksi perkelahian kami waktu itu.

" Distu kita memutuskan persahabatan kita" Kenang Nael..
Aku tersenyum... " Untuk pertama kalinya gw berkelahi sama orang.."
Nael tertawa..
Akhirnya kami dari mobil dan bergabung dengan sekelompok anak SMU yang sedang main Basket..
Waktu seolah mundur ke 10 tahun yang lalu... Aku , Nael dan seragam putih abu kami..

+ Add Your Comment