SAHABAT SEJATI SEASON II: DAN KAMIPUN BICARA

Nael.. Nael..Nael... orang itu selalu ada dimanapun aku berada. Lama lama aku bisa gila juga. Mau menghindar bagaimana? dia sendiri yang menghampiri . Sepertinya dia bisa mendeteksi keberadaanku, tapi syukurlah pertemuan tadi tidak diketahui oleh Peter. Pertengkaran kemarin sudah cukup buat hati aku sakit. Pesta sudah selesai, kami sudah kembali ke Apartemen Peter. Peter terduduk di sofa, tampangnya kusut, lengan kemejanya dililit keatas, dasi dilanggarkan hingga tidak karuan. Aku menghampiri dan memijat bahunya. Peter tersenyum dan memegang jemariku.

"Enak yank..." katanya dengan ekspresi menikmati.
Aku mencium lehernya...
"Itu lebih enak..." rayunya
Aku tertawa dan menepuk bahunya gemas.
"Makasih ya buat malam ini.." Peter membalikkan badannya ke arahku. mencium jemariku.
Aku tesenyum membelai rambutnya.
Dan kami pun tertidur di sofa itu.

Minggu sore pulang ke Bandung. Sengaja aku bawa mobil , ingin menikmati perjalananku sendirian. Hand Phone ku berbunyi
"Ya halo.." kataku
"Mr Perfect, elu dimana? gw nunggu elu di bandara.katanya mau pulang sekarang?"
Haaa?? nagapain si Nael nunggu nunggu aku??
"Aku bawa kendaraan sendiri. Kamu pulanglah sendiri" kataku
" Ya sudah gw numpang aja lah sama elu. lumayan hemat ongkos"
Aku terdiam....bingung harus jawab apa." Sorry Nael.. aku gak bisa..."
" hmm.." Nael terdiam.. " Ok.."
Aku memutuskan hubungan.

Selama berkendara aku tidak bisa fokus. Dia mau nebeng masa aku menolaknya gitu aja? kelewatan gak sih? Gak , ini gak kelewatan sebelum aku terlibat jauh dengan orang itu. Terlibat apaan? orang cuma mau numpang pulang? aku aja yang berfikir kelewatan dan keGRan.Seperti tanya jawab dikepala ku saat ini.
Ahh..... aku balikkan mobilku dan segera melaju menuju bandara, sebelum Nael terlanjur naik pesawat. Aku tidak mau beralasan kenapa akhirnya aku memutuskan menghampirinya. Hanya lakukan saja, sesuai kata hatiku.

Aku bergegas turun dan berlari masuk ke bandara. Aku mencari orang itu berlari kesana kemari. Tapi... belum ketemu juga. Hingga kurang lebih setengah jam aku terdiam disana aku meyimpulkan dia sepertinya sudah terbang. Yah sudah lah.. aku berbalik pulang ..
Saat berbalik nampak 100 meter dari hadapanku lelaki ganteng berkaca mata hitam dan menenteng ransel besar.
"Hi Mr Perfect... menunggu gw kah?" lelaki kurang ajar itu malah tersenyum manis buat aku tidak bisa berkata kata.
Aku tidak merespon senyumannya. "Ayo cepat.. sudah hampir malam, nanti kemalaman nyampe Bandung" Aku bergegas pergi dan diikuti Nael. Bisa kudengar dia tertawa gemas dibelakangku.

Kami sudah di mobil. Sedikit salah tingkah juga aku akhirnya.
"Thanks, elu dah mau nampung gue..." dia tersenyum
"Hm.." itu saja komentarku pura pura fokus menyetir mobilku
"Sedan lu bagus, pasti mahal ya?" Aku tidak merespon.
"Tenang lah sobat, gak usah grogi gitu. Gw lagi gak kerja kok. gak bakal gerayang gerayang badan elu"Nael tertawa kecil..

Haa... aku semakin tidak tenang,aku lap wajahku yang sepertinya basah oleh keringat. Panas Tuhan...!!"Gimana kabar lu 10 tahun terakhir ini?" aku mencoba bicara
"Yah.. seprti ini lah..."
Aku terdiam... "Hm.. dulu kamu kan sempet pacaran sama si Naya..kemana dia sekarang?"
Nael tertawa.. "Hahaha... cinta Monyet .." komentarnya.." Gak tau gw... dah kawin kali"
Aku mengangguk tanda mengerti..sebenarnya aku ingin tanya langsung.. kenapa kamu jadi pelacur?? Tapi aku takut dia tersinggung.
"Sepertinya elu mau tanya sesuatu yang lebih penting ya? " Ujar Nael,.. nanti lah . belum saatnya gw cerita.

Aku tersenyum dan mengangguk tanda mengerti.
"Waktu tadi malam kok bisa hadir di acara Peter? lu dampingin pacar elu? or....." aku tidak berani lanjutkan
"Hahhaha... iya gw diminta dampingin si om tua itu. lumayan lah tarifnya gede "Dia tertawa lepas... "15 juta.." bisiknya...
Aku membelalak mataku... "Haa?? dampingin dia doang??" aku setengah tidak percaya.
"Ya nggaklah...ditambah layanan plus plus lainnya.. " katanya tertawa.. "Buset walaupun udah tua, tapi permainannya di ranjang buat gw kewalahan."Aku benar-benar tidak mau dengar, beneran tidak mau dengar.
"Itu 15 juta masuk ke kantong elu semua? "
"Gak lah, semua yang atur si Madam.. gw dapet paling berapa persennya..."katanya.. " Tapi lumayan daripada gaji kerjaan orang kantor biasa " Aku mengangguk..

" Elu gak ada rencana pensiun dan cari kerjaan yang lebih halal gitu...?" Oh Tuhan, aku kebablasan bicara..! Nael terdiam... mungkin tersinggung dengan kata kataku..
"Cuma kerjaan ini yang bisa buat gw kaya secara instant .." dia tersenyum sambil menatap kosong jalan di depan.

Kami terdiam....
Nael mulai memegang pahaku..."Elu kalo kesepian bisa hubungi gw..." Lelaki itu mulai merayuku. " Gw gak bakal kasih tau pacar lu yang tajir itu."

Ya Tuhan .. aku tidak bisa konsentrasi.
Aku menghentikan mobil dengan tiba tiba. "Gw gak suka candaan elu... mending lu turun ..! " kataku kasar
Nael tertawa .. "Iya iya.. sorry. gw canda.." katanya" Lagian si ganteng tajir itu udah cukup bisa muasin elu ya? dibanding ma gw hahahha." Aku tidak merespon candaannya. Kembali kujalankan kendaraanku.
"Nael, kamu bener jadi Gay ato cuma semata mata buat kerjaan kamu aja? " Aku tidak tahan ingin mengajukan pertanyaan ini.

Sejenak Nael terdiam, mungkin dia bingung mau jawab apa.
" Kamu gak usah jawab kalo gak mau.." Aku merasa gak enak.
" Iya..."
" Ok.." Aku ngerti dia gak mau jawab.
" Iya ... gw gay..."
Aku sedikit terkejut ...aku tidak bisa bicara, menunggu dia bicara lagi.

"Gw sadari gw gay saat hari itu." katanya... "Saat elu cium gw"
Kali ini aku bener bener terkejut. Mobilku menepi sejenak, kami berhenti dan mulai bicara serius.
"Aku mendengarkan..."
Sejenak Nael terdiam..dia seperti bingung harus bicara mulai dari mana.
"Mungkin lu pikir gw marah karena elu berbuat kurang ajar ma gw" katanya..."Tapi yang sebenernya terjadi adalah gw bingung, takut dan tidak bisa menerima keadaan sendiri." Nael keluar dari mobiil dan menyalakan sebatang rokok. Aku menghampirinya keluar.." Saat itu gw mati matian hindari rasa ini , dan terus meyakinkan diri elu sahabat gw.dan tidak boleh ada rasa lain. Tapi kenyataan nya apa? elu ternyata merasakan juga yang gw rasakan. bedanya elu sudah nyaman dengan kondisi elu itu"

Aku terdiam..
"Gw takut dengan perasaan itu, makanya gw menjauh dari elu. Hingga akhirnya gw sangat menyesal dan bingung harus bagaimana supaya bisa deket lagi ma elu. Apalagi waktu itu elu deket banget sama si Eka. Gw pikir kalian pacaran."

Aku menghela napas panjang.. sedikit rahasia Nael sudah tersibak... Ah Nael .. Nael.. coba saja dulu kamu bisa nerima aku. Aku memegang bahu Nael , tesenyum " Maafin gw ya? waktu itu gw seharusnya gak kurang ajar cium elu" kataku,,," kalo saja gw gak berbuat itu.. elu mungkin gak terjerumus dunia kayak gini."
"Gak Az.. " bantah Nael.. " Ada gak ada elu , gw tetep bakal kayak gini. perasaan seperti ini sudah ada sebelum kenal dengan elu."
"Kamu macarin si Naya dengan maksud buat nutupi identitas elu? " tebakku
"Tepatnya berharap gw bisa jatuh cinta beneran sama perempuan" katanya.." kenyataannya gw gak bisa, dan akhirnya gw lepasin Naya, karena itu gak adil buat dia"
Kami berdua terdiam , bingung...aku akhirnya ikut mneyalakan sebatang rokok.
" Kita cari tempat minum yuk? " tawar Nael

Aku menolak.. " sorry gw nyetir lagian gw harus cepet pulang. Besok ada meeting penting" Sebenarnya aku takut terjadi hal hal yang tidak diinginkan kalo akhirnya kita minum, apalagi pikiran kita berdua sedang kacau saat ini.

Kami tiba bandung saat tengah malam, aku lihat Nael teridur di sebelahku. Pelan pelan aku membangunkan dia." Nael.. udah nyampe Bandung.."
Nael terbangun..." Owh.. sudah sampai ya?"
Aku mengangguk.." rumah elu daerah mana? biar gw anter" kataku
Akhirnya mobilku melaju ke tempat tinggal Nael.

Kami tiba di perumahan di daerah Setiabudhi, aku menghentikan mobilku tepat di depan rumah sederhana. Mungkin ini tempat tinggal Nael.Dia turun dari mobil diikuti oleh aku.
"Teman .. makasih ya.." katanya saat menghampiriku
Aku tersenyum ..
"Makasih elu mau terima gw masuk ke hidup lu walau kini status kita berbeda jauh.."
"Elu temen gw.." itu saja kataku

Tiba tiba Nael Memelukku... Aku yang terkejut berusaha melepaskan pelukannya...
"Sabarlah sebentar Az..."katanya... " Gw cuma ingin merasakan bahu elu .. gw rindu pelukan ini.."
Dan kami pun berpelukan... hangat.... ini Nael yang pernah aku cinta 10 Tahun lalu....

+ Add Your Comment